Berita Baru الأخبار الحالية

إعلان-iklan 1

Rabu, 01 Juli 2015

IPNU Dituntut Lahirkan Kader Tangguh dan Berakhlak

Agenda kaderisasi dalam tubuh IPNU menjadi starting point pada setiap program kerja yang dicanangkan. IPNU dituntut untuk dapat melahirkan kader-kader yang tidak hanya tangguh secara intelektual semata, lebih dari itu ketangguhan dalam aspek karakter dan akhlak yang ditopang oleh keterampilan dalam berorganisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi dan misi IPNU itu sendiri. 

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua PW IPNU DKI Jakarta, Mohammad Khoiron dalam rilis yang diterima NU Online, Selasa (24/2).

“Dengan kata lain, kaderisasi IPNU adalah upaya untuk mencetak calon-calon pemimpin masa depan yang memiliki kapasitas kepemimpinan yang tinggi dan memiliki sifat militansi serta berkarakter kritis terhadap berbagai persoalan dan perkembangan sosial yang dihadapi,” ujarnya.

Dengan kaderisasi inilah, lajutnya, proses meritokrasi atau sistem organisasi di mana janji yang dibuat dan tanggung jawab yang ditugaskan untuk individu berdasarkan kecerdasan dan kemampuan akan terwujud, sehingga pada akhirnya kader organisasi yang muncul benar-benar berkualitas karena mengikuti prosedur kaderisasi yang ditetapkan dan memahami kebutuhan kader dan organisasi yang baik. 

“Dengan demikian, kebutuhan akan kaderisasi semacam ini semakin mendesak, mengingat saat ini kita dihadapkan pada problematika yang sangat kompleks, khususnya yang menyangkut masalah pelajar,” jelasnya.

Khoiron menerangkan, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU adalah organisasi pelajar yang hadir sebagai organisasi dengan dua dimensi, yaitu dimensi sebagai organisasi kader NU, dan dimensi organ gerakan pelajar. Sejak kelahirannya pada tanggal 24 Pebruari 1954 yang lalu, ia telah mengemban amanat sebagai badan otonom NU di garda terdepan dalam hal kaderisasi pada segmen pelajar dan santri. 

Di samping itu, tambahnya, kehadiran IPNU di dalam tubuh NU sebagai penggerak bagi pelajar dan santri agar tetap kritis dan sadar terhadap berbagai macam persoalan yang dihadapi serta dituntut untuk melakukan berbagai macam upaya dalam mengadvokasi pelajar di segala bidang.

Dia juga menjelaskan, segmentasi pelajar dan santri dipilih bukan tanpa alasan yang jelas. Hampir bisa dipastikan, semua elemen orang sepakat bahwa pelajar merupakan tumpuan yang kokoh bagi bangsa dan Negara. Karena mereka merupakan elemen dari beberapa komponen penting dalam setiap perubahan. 

“Peran pelajar dalam Agent of Change atau agen perubahan bukanlah isapan jempol belaka. Bila dikaitkan dengan sejarah perjuangan pra dan pasca kemerdekaan Negara kita, maka pelajar, pemuda, dan santri selalu berada di garda terdepan,” ucapnya.

Oleh karena itu, ujarnya, agar peran yang dimainkannya teruss berkesinambungan, maka sudah barang tentu pelajar saat ini harus diorganisir. Untuk itu, dalam kaitannya dengan organisir pelajar, di samping dibutuhkan pengorganisasian pelajar, yang lebih penting lagi adalah pembangunan kapasitas pelajar dalam kepemimpinan atau Capacity Building on Leadership.

“Akhirnya, diusianya yang ke 61 ini, IPNU berharap kesadaran kalangan pemuda untuk terus  belajar, berjuang, dan bertakwa guna menyiapkan peran di hari depan yang lebih baik, sehingga penguatan kaderisasi berbasis ideologi Aswaja menjadi ruh gerakan dan keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” pungkasnya. (NUOnline)

Pesan ""

Kontribusi dan Saran Anda akan digunakan untuk menyempurnakan kualitas Blog Baiturahman medini dan saran anda dapat ditampilkan secara maksimal.

إعلان-iklan2

 
Copyright © 2009 MASJID BAITURAHMAN MEDINI